Meriahnya Pembukaan – Surabaya kembali jadi pusat perhatian, bukan karena politik atau skandal, tapi karena pesta kecantikan paling spektakuler tahun ini: Surabaya X Beauty 2025. Acara yang di gelar di Grand City Convex ini bukan cuma pameran kosmetik—ini adalah ledakan estetika, gaya, dan obsesi publik terhadap dunia kecantikan yang kini sudah menjadi budaya tersendiri. Dari para selebgram, beauty enthusiast, sampai emak-emak kece dan ABG haus diskon, semua tumpah ruah dalam satu lokasi yang dipoles layaknya negeri glamor penuh warna.
Begitu pintu di buka, kerumunan seolah tak bisa di bendung. Ratusan pengunjung mengantre sejak pagi hanya untuk menjadi yang pertama memborong produk skincare, lip cream, cushion, dan entah berapa varian serum yang katanya bisa bikin glowing dalam semalam. Semua mata terpikat, semua tangan sibuk belanja, semua wajah berbinar oleh highlighter dan semangat berkompetisi demi goodie bag terbatas.
Brand Lokal Unjuk Gigi, Makin Berani Tantang Produk Global
Jika dulu brand lokal cuma jadi pelengkap, di Surabaya X Beauty 2025 mereka jadi bintang utama. Skintific, Somethinc, Avoskin, hingga barisan newcomer seperti ElshéBeauty dan Dew It tampil all out dengan booth yang lebih mirip art installation ketimbang stan pameran. Desain booth mereka mencolok—ada yang menyerupai laboratorium futuristik, ada yang seperti taman bunga beraroma vanila, lengkap dengan photobooth dan interactive screen.
Tapi ini bukan sekadar pamer kemasan. Produk-produk yang dibawa juga tak main-main.
Beauty Talk atau Brainwash? Sorotan Tajam di Balik Seminar Kecantikan
Salah satu yang menarik dalam gelaran ini adalah deretan seminar dan beauty talk yang digelar dengan mengundang nama-nama besar.
Di satu sisi, edukasi seputar kandungan bahan aktif dan urutan pemakaian skincare memang penting. Tapi di sisi lain, banyak dari sesi ini justru terasa seperti sesi cuci otak halus: bahwa kamu belum cukup cantik kalau belum pakai produk tertentu. Bahwa pori-pori adalah musuh dan flek hitam adalah kutukan. Surabaya X Beauty 2025 secara tidak langsung menjadi panggung glorifikasi standar kecantikan baru—yang tetap mencekik, hanya saja di bungkus dengan kata “empowerment”.
Gimik Tak Ada Habisnya, TikTok Jadi Raja
Setiap sudut acara di penuhi gimik. Ada vending machine hadiah yang hanya bisa di akses jika kamu follow akun brand tertentu. Ada booth yang meminta pengunjung melakukan tantangan makeup sambil direkam live. Bahkan ada influencer yang datang dengan heboh, di iringi tim dokumentasi, seolah-olah tengah menghadiri red carpet Cannes.
Yang paling mencolok? Dominasi TikTok. Hampir semua pengunjung merekam, mengunggah, atau sekadar mencari angle terbaik untuk membuat video unboxing dan haul. Bukan hanya soal belanja, tapi tentang eksistensi. Surabaya X Beauty 2025 bukan cuma soal mempercantik wajah, tapi mempercantik feed media sosial. Aura kompetitif terasa kental, bukan soal siapa paling tahu, tapi siapa paling update dan paling viral.
Rakyat Jelata Ikut Gila, Demi Diskon dan Sampel Gratis
Fenomena menarik lainnya adalah bagaimana acara ini menyentuh semua lapisan masyarakat. Mahasiswi berburu toner 10 ribu, ibu rumah tangga memburu bundle hemat, dan remaja-remaja SMA yang rela antre 2 jam hanya untuk mendapatkan mini serum gratis. Ini bukan hanya soal kecantikan, ini sudah jadi kebutuhan sosial. Karena di dunia hari ini, glowing bukan lagi opsi—ia telah menjadi kewajiban.
Surabaya X Beauty 2025 bukan hanya festival kosmetik. Ia adalah cermin bagaimana masyarakat urban hari ini rela berdiri berjam-jam, menyerbu stan demi stan, dan mengorbankan saldo demi memenuhi ilusi sempurna yang di promosikan tanpa henti. Satu hal yang pasti: dunia kecantikan tidak lagi sekadar industri—ia sudah menjadi agama baru, dengan para beauty influencer sebagai nabi-nabi slot bonus new member.